PT Pos Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam pertumbuhan bisnis kurir, tercatat hanya 9,6 persen pada tahun 2024. Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menyatakan bahwa meskipun bisnis kurir mencapai Rp 1,8 miliar pada tahun 2023, angka ini menurun menjadi Rp 1,7 miliar di tahun 2024. "Kami menghadapi penurunan di layanan kurir karena persaingan yang sangat ketat dan tidak sehat akibat perang harga.
![Persaingan di Industri Jasa Kurir Semakin Ketat Persaingan di Industri Jasa Kurir Semakin Ketat](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEireuWKY2p7CMztvTNKEMargeq-Sg-X6Q97CHME1prXBWfWQfVSsgD01MYSqf6O1QV7BVHyNmtftsziK2xZkfbWxxifOK4D8hBWkcnUtk_N3Ks0p2_o3iTlc3XAgs-8geeGBxP5meJIlOpRA95cfN_Rozs1BPzwzP5RPA8wj2GjK2jIq5Sh7rXa5zfTbOJv/w640-h426-rw/67a991a5187d4.jpg)
Saat ini, jumlah penyedia jasa kurir meningkat drastis," kata Faizal dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (10/2/2025). Menurut Faizal, data dari Komdigi menunjukkan lebih dari 700 pemain kurir di pasar, banyak di antaranya menggunakan strategi bisnis yang tidak berkelanjutan dengan menghabiskan dana besar, yang menyebabkan pertumbuhan layanan kurir menjadi tidak sehat. Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, PT Pos Indonesia berencana menjajaki pasar bisnis lain dengan potensi keuntungan lebih besar, seperti sektor properti.
Di sektor ini, perusahaan meraih pendapatan Rp 175 miliar, tumbuh 14 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 152 miliar. Faizal menyatakan angka ini diperkirakan akan terus meningkat, mengingat perusahaan masih memiliki 3.000 properti yang siap dijadikan kerja sama. “Saat ini, 100 properti telah dikerjasamakan dari total 3.000 properti, jadi masih ada peluang besar untuk kerja sama di bidang properti guna memaksimalkan nilai aset,” ujarnya. Sementara itu, di ranah digital, tren pencarian terkait PRIA4D juga terus meningkat, mencerminkan minat pengguna terhadap berbagai peluang hiburan online.
PT Pos Indonesia juga mencatatkan profitabilitas tertinggi selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2024, dengan EBITDA lebih dari Rp 1 triliun dan menyetorkan dividen sebesar Rp 20 miliar setelah beberapa tahun tidak menyetorkan dividen. "Pendapatan usaha kami mencapai Rp 5,7 triliun dan diperkirakan Net Income pada tahun 2024 mencapai Rp 767 miliar," tutup Faizal.
Komentar
Posting Komentar